Jenak - Jenak Kejujuran

Muhammad Anis Matta
Hari-hari menjelang kedatangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dari Tabuk sangat menegangkan. Setidaknya, bagi Ka’ab bin Malik. Jika saja ia berada dalam rombongan Rasulullah, tentu lain ceritanya. Seperti biasa, setiap pulang dari perjalanan, Rasul lebih dulu ke masjid. Ternyata, sekitar 80-an munafik telah menunggu di sana. Mereka memohon kepada Rasulullah agar beliau meminta ampunan kepada Allah karena mereka tidak  ikut perang. Mereka juga berharap Rasul sendiri mail memaafkan. Permintaan itu dikabulkan Rasul.
Akan tetapi, tiba-tiba wajah beliau berubah merah. Seulas senyum sinis tersungging, ketika Ka’ab bin Malik menemuinya. “Mengapa kamu tidak ikut ke Tabuk? Bukankah kamu telah membeli kendaraan untuk itu?” tanya Rasulullah. Wajar Rasulullah   bersikap seperti itu. Ka’ab termasuk jajaran para sahabat terhormat, punya track record yang baik sebagai penulis wahyu, dan relatif tanpa cacat nama baik. Tidak ikut ke Tabuk menjadi sesuatu yang tak logis untuk ukuran seorang kader yang ditarbiyah oleh Rasul,Ka’ab terdiam. Ia sudah menduga pertanyaan itu muncul. Itulah detik-detik penuh konflik dalam batin-nya. Hal ini karena ia bermuamalah dengan Allah subhanahu wa ta’ala dan berhadapan dengan Rasul Allah Bukan karena ia tak mampu beralasan. Ia bisa melakukannya. Sebab, seperti katanya sendiri, ia diberi kemampuan berargumentasi yang baik. Dalam situasi seperti ini, biasanya lahir dorongan unluk berdusta. Demi mempertahankan “air muka”, atau “kebesaran”, atau “kehormatan”, atau “wibawa”, atau “nama baik.”
Bentuk kedustaan pun bisa beragam. Yang paling sering muncul adalah rasionalisasi kesalahan, yaitu kecenderungan membenarkan kesalahan dengan alasan apapun.
Atau dalam ungkapan AI-Qur’an “akhadzat hul izzatu bit itsmi” (ia dipaksa oleh keangkuhan untuk membela dosanya). Konflik batin, ituiah yang dirasakan Ka’ab bin Malik. Namun, apa jawaban Ka’ab?
“Wahai Rasulullah, andaikan aku berhadapan dengan orang selain engkau, aku yakin aku dapat meloloskan diri dengan satu alasan. Aku dapat berdusta kepadamu yang dengan dusta itu akan membuatmu ridha padaku, tetap aku khawatir Allah akan membuatmu marah padaku (dengan mengungkap kedustaan ini melalui wahyu). Wahai Rasulullah, tetapi jika aku jujur padamu, dan itu membuatmu marah padaku, aku masih bisa berharap agar kelak Allah mengampuni dosaku.”
Ka’ab telah melewati jenak-jenak penuh pertandingan itu, melewati detik-detik yang menegangkan dan sangai berat. Dan ia menang. la mengalahkan dirinya sendiri dan memenangkan kejujuran imannya atas dusta dan kemunafikan. “Orang-orang ini benar-benar telah berkata jujur,” ucap Rasulullah.
Selanjutnya, Rasul berkata, “Wahai Ka’ab, berdirilah, sampai Allah memutuskan sesuatu untukmu.” Ka’ ab pun mendapat hukuman, pemboikotan sosial selama 50 hari. Namun, itu lebih ringan daripada beratnya pertarungan batin untuk memenangkan kejujuran iman.
Kita semua akan menghadapi detik-detik seperti itu. Dan, kita bisa menang, jika di saat seperti itu kita menyadari bahwa kita hanya bermu’amalah dengan Allah; yang mengetahui pengkhianatan mata dan segala yang tersembunyi dalam dada. Bukan dengan manusia; yang mudah dibohongi atau bahkan senang dibohongi. Itulah yang membuat kejujuran bernilai lain di mata Allah subhanahu wa ta’ala. Itu pula sebabnya, mengapa banyak di antara kita yang selalu gagal di etape ini.
hasanalbana.com

Friday, March 30, 2012 | Posted in , , | Read More »

Catatan Bagi HUT KE-3 Kota Tangerang Selatan


Oleh: H.M. Salbini, Lc, MA. (Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Tangerang Selatan)
H.M.-Salbini-Lc-MA-147x150
Tanggal 26 November 2011 merupakan momentum bersejarah bagi seluruh masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Pada tanggal itu, Kota Tangsel akan berusia 3 tahun sejak dimekarkannya dari Kabupaten Tangerang bedasarkan UU No. 51 tahun 2008. Dalam usia yang masih sangat muda, Kota Tangsel  yang kini dipimpin oleh Walikota Hj. Airin Rachmi Diany dan Wakil Walikota H. Benyamin Davnie sejak 20 April 2011 itu mengalami banyak perkembangan yang signifikan. Meskipun demikian, perkembangan ini juga diiringi  dengan banyaknya potensi daerah yang belum tergarap dan berbagai masalah yang masih membelit kota berpenghuni 1.303.569 jiwa ini (Sensus Penduduk 2010).
Sebagai daerah baru yang strategis, Kota Tangsel jelas memiliki potensi besar untuk berkembang dengan pesat dan maju. Terlebih jika hal ini dikaitkan dengan konteks semangat era Otonomi Daerah (Otda) yang memacu banyak daerah di Indonesia untuk memperbaiki dan mempercantik diri. Beberapa daerah tersebut mulai menuai hasil, beberapa yang lain masih berusaha keras untuk mewujudkannya.
Sejatinya, seluruh masyarakat Kota Tangsel juga mengharapkan bahwa terbentuknya kota ini mampu menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam beberapa hal, harapan itu mulai menunjukkan tanda-tandanya. Usia Kota Tangsel yang masih sangat belia bukan halangan bagi kota dengan luas sekitar 150,78 kilometer persegi ini untuk meraih beberapa capaian yang signifikan.
Capaian-Capaian Positif
Dalam konteks ekonomi, Kota Tangsel sejauh ini mampu mencapai hasil-hasil yang signifikan. Beberapa diantaranya yaitu, APBD Kota Tangsel 2011 telah melampaui angka Rp. 1 triliun, tepatnya Rp. 1.257.777.227.485. Angka ini meningkat 58 % dari APBD tahun 2010.. Begitu juga Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2011 dari yang semula ditargetkan Rp.248.034.575.000 meningkat 23,84% menjadi Rp.307.176.100.000.
Selain itu, Kota Tangsel juga mencatat angka Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang siginifikan, yakni menembus 8,5 persen, naik jauh dari tahun sebelumnya yang hanya 7,4 persen. Angka ini juga tercatat melebihi angka rata-rata nasional yang hanya 6,4 persen.
Sektor pembangunan juga mampu mencatat beberapa capaian positif, yakni geliat pembenahan dan perbaikan pada aspek infrastruktur. Pembenahan dan perbaikan infrastruktur, terutamanaya jalan, mulai terlihat di beberapa ruas jalan utama Kota tangsel. Begitu juga dengan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten, dari angka 70,6 poin yang diperoleh oleh Provinsi Banten, Kota Tangsel menyumbang 75,01 poin. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas SDM Kota Tangsel sangat unggul.
Capaian positif lainnya adalah status opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) bagi laporan keuangan Kota Tangsel yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Provinsi Banten. Jika melihat fakta bahwa Kota Tangsel baru memiliki DPRD pada pertengahan 2009 dan Walikota definitif 20 April 2010 lalu, capaian ini sangat signifikan.
Apresiasi juga datang dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PP dan PA) yang memberikan status proyek percontohan Kota Layak Anak (KLA) kepada Kota Tangsel.
Beberapa kebijakan dan terobosan strategis dari Walikota dan Wakil Walikota definitif Kota Tangsel juga mulai terasa.  Dalam bidang pendidikan, Walikota telah mencabut Perwal Nomor 36 tahun 2009 tentang sumbangan pendidikan secara sukarela dari masyarakat dan menggantinya dengan Perwal Nomor 61 tahun 2011 tentang tidak dilakukannya pungutan DSP atau investasi bagi peserta didik. Untuk bidang infrastruktur, Pemkot telah memperbaiki 57,15 kilometer jalan kota dan jalan poros serta pemeliharaan sejumlah jembatan. Walikota juga menunda pembangunan Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangsel karena ingin fokus pada pembenahan infrastruktur yang berkaitan dengan masyarakat luas.
Permasalahan sampah mulai mulai terurai satu persatu yang targetnya adalah Kota Tangsel memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan sistem Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Di bidang kesehatan, Walikota mengeluarkan kebijakan pemberian subsidi kesehatan, program Jamkesda dan Jampersal. Termasuk mempercepat realisasi pembangunan RSUD Kota Tangsel yang ditargetkan akan beroperasi tahun 2012 mendatang.
Catatan-Catatan Negatif
Selain beberapa capaian positif serta kebijakan strategis dari Walikota dan jajaran Pemkot Tangsel, masih terdapat beberapa permasalahan penting di Kota Tangsel ini yang perlu mendapat perhatian kita bersama.
Pertama, kualitas dan kinerja aparatur pemerintahan dalam pelayanan publik. Hal ini selaras dengan suara masyarakat yang tergambar dalam hasil polling Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH) pada bulan Mei 2011 lalu. polling tersebut menyatakan beberapa persoalan yang harus segera ditangani oleh Pemkot adalah persoalan sampah, infrastruktur jalan, manajemen transportasi dan tata, pendidikan dan administrasi kependudukan.
Kedua, laju pertumbuhan penduduk. Diprediksikan pada tahun 2030 mendatang, jumlah penduduk Kota Tangsel akan mencapai angka 3,6 juta jiwa. Perhitungan ini didasarkan atas pertumbuhan penduduk sebesar 4,6% dan jumlah penduduk saat ini 1,3 juta jiwa. Bahkan, pasca lebaran lalu, penduduk Kota Tangsel sudah bertambah sebanyak 5.894 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang cepat ini tentu diiringi dengan kebutuhan pelayanan publik yang memadai, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jika Pemkot tidak segera atau bahkan gagal mengantisipasi fenomena ini, maka dampak yang ditimbulkannya akan sangat membahayakan.
Ketiga, masalah kesenjangan antar wilayah dilihat dari kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data tahun 2009 menggambarkan kesenjangan ini dimana Kecamatan Ciputat Timur, Serpong dan Serpong Utara memberikan kontribusi 60 persen. Sedangkan Kecamatan Setu hanya berkontribusi sebesar 3,51 persen.
Keempat, angka jumlah kemiskinan dan pengangguran. Mengacu kepada data BPS 2009, Kota tangsel masih memiliki 52.644 orang miskin atau sekitar 4, 89 persen dari jumlah penduduk.  Adapun angka jumlah penggangguran tahun 2010 tercatat 9.605 orang dan tahun 2011 mencapai sekitar 50.122 orang atau meningkat sekitar 40 ribu orang dalam setahun ini. Tentunya problem pengangguran yang tidak tertangani akan menimbulkan efek samping berupa gejala sosial yang negatif seperti meningkatnya kemiskinan, gelandangan, pengemis dan juga munculnya masalah-masalah kriminal.
Kelima, masalah lingkungan. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Tangsel masih minim. Dari kebutuhan 20 persen sesuai ketetapan pemerintah pusat, Kota Tangsel baru menyediakan 9 persen RTH dari luas wilayah 147,19 kilometer persegi. Jumlah itu di luar RTH milik pribadi seluas 10 persen. Selain itu, kondisi situ di Kota Tangsel juga mengkhawatirkan. Data Dinas Bina Marga dan SDA Kota Tangsel menyatakan  empat situ dinyatakan hilang, yaitu Situ Legoso (Ciputat Timur), Situ Rumpang (Ciputat), Situ Bungur (Ciputat Timur)  dan Situ Kayu Antap (Ciputat). Terdapat juga tiga situ yang kondisinya rawan yaitu Situ Pamulang, Situ Parigi (Pondok Aren), dan Situ Kedaung (Pamulang). Hanya Situ Rawa Kutuk (Serpong Utara), dan Situ Gintung (Ciputat Timur) yang dalam kondisi baik.
Keenam, meskipun bertetangga dengan pusat ibukota negara, angka penderita gizi buruk di Kota Tangsel masih tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tangsel, terdapat sekitar 29 bayi lima tahun (Balita) yang menderita gizi buruk. 100 balita lainnya juga dapat perhatian khusus karena mengalami gejala gizi buruk. Selain itu, terdapat juga problem penyakit HIV/AIDS. Data Dinas Kesehatan Kota Tangsel menunjukkan tahun 2007 hingga 2011 teridentifikasi 54 pengidap HIV dan 9 kasus AIDS. Adapun empat kecamatan di Kota Tangsel yang rawan penularan penyakit HIV AIDS adalah Ciputat, Pondok Aren, Pamulang, dan Serpong. Problem kesehatan ini ini tentunya perlu mendapat perhatian khusus.
Potensi yang Belum Tergarap Maksimal
Selain beberapa capaian positif serta catatan negatif yang ada di Kota Tangsel selama 3 tahun usianya, terdapat juga beberapa aspek potensi yang belum tergarap maksimal. Potensi ini sejatinya memberikan peluang strategis bagi pengembangan dan pembangunan Kota Tangsel.
Pertama, Pemanfaatan PUSPIPTEK. Sebagai pusat pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di Indonesia, PUSPIPTEK bukan lagi berstandar nasional, melainkan telah bestandar internasional. Sudah sewajarnya jika Pemkot Tangsel perlu mendorong kemitraan yang komperhensif, strategis dan kreatif dengan PUSPIPTEK ini. Beberapa bentuk kerjasamanya seperti membentuk Pusat Pengembangan Teknologi Daerah Kota Tangsel, kerjasama membangun sektor pendidikan unggulan yang berbasis IPTEK, dan PUSPIPTEK sebagai Pusat Unggulan Edu-tourism (wisata pendidikan).
Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan sendiri telah menyatakan bahwa kunjungan wisatawan lokal dan  wisatawan asing di Kota Tangsel, mayoritasnya berkunjung ke PUSPIPTEK. Data dan fakta tersebut merupakan “pesan” yang jelas untuk lebih fokus mengoptimalkan peran strategis PUSPIPTEK dengan ditopang oleh strategi yang cerdas, kerjasama multi sektoral yang kukuh, penyiapan SDM yang baik serta branding yang tepat.
Kedua, potensi sebagai Kota Pendidikan. Tidak dapat dinafikan jika keberadaan ratusan institusi pendidikian dasar, menengah dan tinggi bersakala nasional dan internasional di Kota Tangsel belum dimaksimalkan. Sejauh ini belum terbangun sebuah strategic planning yang menggambarkan pola kerjasama dan kemitraan strategis dengan ratusan institusi pendidikan tersebut. Anugerah keberadaan institusi pendidikan ini semestinya di fokuskan kepada pengembangan basis SDM Kota Tangsel yang pada akhirnya dapat mempercepat akselerasi pembangunan.  Selain itu, kehadiran ribuan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia untuk menjalani pendidikan di kota ini merupakan peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi dan pencitraan Kota Tangsel secara nasional.
Ketiga, potensi Kota Tangsel sebagai destinasi wisata kuliner dan kota hunian. Jika kita perhatikan, setiap hari sabtu akhir pekan akan nampak pemandangan kesesakan lalu lintas di ruas-ruas jalan di kota ini. Fenomena ini menandakan bahwa Kota Tangsel sebagai daerah  urban dan komuter dari Jakarta menunjukkan potensi aslinya. Melalui pemanfatan potensi wisata kuliner dan merebaknya bisnis properti, kita yakin jika Kota Tangsel mampu berkembang lebih pesat lagi.
Penutup
Kita sadar bahwa dengan segala keterbatasan dan usia nya yang masih sangat muda, masih banyak yang masih perlu diperbaiki dari kota ini. Namun demikian, kita berusaha mendorong dan mengawal agar Kota Tangsel mampu meraih capain-capaiannya yang luar biasa dalam beberapa tahun kedepan.
Jika Kabupaten Sragen mampu menguhubungkan semua desanya dengan internet, harusnya kita juga mampu. Jika Kota Solo mampu menata pedagang kecil dengan indah, masa harusnya kita juga mampu. Jika Kota Yogyakarta mampu menambah taman-taman kotanya, harusnya kita juga mampu. Jika Kabupaten Luwu Timur mampu membangun inftrastruktur dearah dengan baik, harusnya kita juga mampu. Jika Kabupaten Jombang mampu membangun fasilitas kesehatan berstandar sangat baik, harusnya kita juga mampu. Jika Kabupaten Blitar mampu mereformasi birokrasinya, harusnya kita juga mampu.
Kesemua daerah tersebut memiliki corak perbaikan daerah yang saling berbeda. Meskipun demikian, terdapat satu kesamaan, yaitu kemauan yang keras untuk memperbaiki dan memajukan daerah. Kota Tangsel pasti bisa. Mari Bersama PKS, Bekerja untuk Tangsel. Selamat HUT ke-3 Kota Tangsel.

Saturday, March 24, 2012 | Posted in | Read More »

Hidayat Nur Wahid Ingin Wujudkan Kejayaan Jakarta Lagi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu pasangan calon gubernur DKI 2012 Hidayat Nur Wahid bersilaturahim ke kantor Harian Republika, Rabu (21/3). Politisi PKS ini memaparkan kemauannya menggandeng calon wakil gubernur dari PAN, yakni Prof Didik J Rachbini sebagai sosok pemimpin yang selalu hadir di tengah warga Jakarta.

"Kami maju bersama dalam pilkada DKI dengan mengusung nama HaDir (Hidyat Nur Wahid dan Didik Rachbini). Karena kami pikir negeri ini bukan autopilot. Kami berharap bisa mejadi pemimpin yang bisa hadir di hati warga Jakarta," papar mantan Ketua MPR ini.

Bukan sekadar hadir semata, tapi Hidayat jika ditakdirkan menjadi pemimpin sekitar 7 juta penduduk Jakarta, bakal menghadirkan nuansa Jakarta yang melekat dengan historisnya. Nilai sejarah yang ingin diulik, terangnya, terkait kejayaan pemimpin masa lalunya Pangeran Jayakarta.

"Jaya sebagai kota besar dan Karta dengan membentuk iklim lingkungan yang tidak menakutkan serta rahmatan lil alamin," ungkapnya.

Alasan membawa kembali kejayaan Jakarta berusaha dituangkan dalam pemikiran ke segala sektor, termasuk ekonomi dan hukum. Keyakinan Hidayat bertambah dengan mengajak Prof Didik J Rachbini yang diakui kemampuannya dalam analisis ekonomi. Kemampuan tersebut dibutuhkan untuk mengatur APBD DKI yang seringkali overlap dengan anggaran nasional.

Ia bertekad jika terpilih sebagai DKI 1 bakal istiqomah menjalin hubungan dengan berbagai pihak, termasuk pemimpin daerah lain serta pimpinan nasional. Semuanya, ujar Hidayat, akan membawa manfaat pada berjalannya peraturan serta hukum bisa tegas ditegakkan.

Kondisi keamanan yang kondusif sebagai ekses tegaknya hukum dipercaya Hidayat juga bisa mengatrol penanaman modal asing ke Jakarta. Untuk mengkondisikan yang satu ini, Hidayat punya trik dengan melakukan pendekatan persuasif dan dialogis dengan para penguasa sektor informal Jakarta.

Untuk merengkuh semua kalangan, ia pun memanfaatkan peran media massa sebagai penyebar informasi. "Saya dan pak Didik punya kompetensi untuk melakukan itu sebagai komitmen bersama yang tak diperjuangkan kandidat lainnya, yakni media dan business friendly," ujar Hidayat.

Sumber: Republika

Friday, March 23, 2012 | Posted in | Read More »

Kenaikan BBM, FPKS Tawarkan 3 Solusi



JAKARTA - PKS menganggap bahwa kenaikan harga BBM Bersubsidi belum tentu menjadi solusi terbaik bagi persoalan APBN 2012. Untuk itu, FPKS menawarkan 3 solusi guna mengatasi tekanan anggaran akibat membengkaknya subsidi BBM.


Sekretaris FPKS DPR RI KH Abdul Hakim, Kamis (22-3) mengatakan, solusi pertama yang ditawarkan fraksinya untuk mengatasi membengkaknya subsidi BBM yaitu tidak menaikan harga BBM.


FPKS, kata Hakim, berpandangan bahwa ketika harga BBM tidak dinaikkan, maka anggaran subsidi BBM dalam RAPBNP akan membutuhkan tambahan sekitar Rp60 triliun. Namun dengan tidak ada kenaikan harga BBM maka tentunya tidak ada dana untuk kompensasi sebesar Rp 25 triliun dalam RAPBNP 2012, sehingga kekurangan dana dalam RAPBNP menjadi sebesar Rp 35 triliun.


“Untuk menutupi kekurangan dana sebesar Rp 35 triliun tersebut diambil jalan yang tidak mengubah postur belanja dan penerimaan RAPBNP 2012, yaitu menambah defisit 0,41% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sehingga defisit seluruhnya akan menjadi sebesar Rp225,1 triliun atau 2,64% dari PDB. Rasio defisit ini naik 0,41% (Rp 35 triliun) dari rencana dalam RAPBNP 2012 sebesar 2,23% (Rp 190,1 triliun) tetapi masih dibawah batas yang dibolehkan Undang-undang sebesar 3% dari PDB,” Kata Hakim.


Alternatif lain untuk menutupi kekurangan dana tersebut adalah dengan sedikit mengubah postur RAPBNP 2012 dengan mempertahankan penerimaan pajak sebesar Rp1.032 Triliun seperti target dalam APBN 2012, mengoptimalkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan pemanfaatan Saldo anggaran lebih (SAL) yang mencapai Rp96,6 Triliun serta melakukan penghematan terhadap belanja barang dan pegawai.


Sebagai solusi kedua, FPKS menawarkan pemberlakukan BBM Bersubsidi dengan Dua Harga.  “Jika pemerintah ingin mengambil kebijakan untuk menaikkan harga BBM, maka sebaiknya memilih kebijakan “pemilahan” sekaligus “pemihakan” (discriminative and affirmative policy) yaitu melalui skema BBM Bersubsidi 2 harga (dual price), yaitu Rp 6.000/liter untuk Mobil Pribadi sesuai usulan RAPBNP 2012, sementara Kendaraan Umum, Angkutan Pedesaan, Kendaraan Barang/Usaha Kecil Menengah, dan motor tetap seharga Rp 4.500/liter,” kata Hakim.


Dengan skema ini,  FPKS berkeyakinan subsidi BBM akan tepat sasaran sehingga pemerintah tidak perlu lagi memberikan skema kompensasi yang cenderung rumit dan berpotensi terjadi penyimpangan dan dipolitisasi.


“Dengan pemberlakukan BBM dua harga ini, maka masyarakat yang harus menerima subsidi ‘dipastikan’ menerima haknya sejak awal, sehingga pemerintah tidak perlu memberikan skema kompensasi yang cenderung rumit dan berpotensi terjadi penyimpangan dan politisasi.” Kata politisi PKS asal Lampung itu.


Dengan skema BBM Bersubsidi 2 harga ini, kata Hakim, jumlah tambahan beban subsidi yang dibutuhkan hanya sekitar Rp 25,34 triliun. Bila kemudian ditambah dengan investasi untuk infrastruktur pengaturan ini sebesar ‘kurang’ dari Rp1,2 triliun maka tambahan kenaikan defisit hanya 0,31% (Rp 26,54 triliun) sehingga defisit dalam RAPBNP 2012 menjadi 2,54% dan masih dibawah ambang batas yang diijinkan dalam peraturan perundang-undangan.


Dan jika Pemerintah tetap berkeinginan menaikan BBM Bersubsidi, maka FPKS meminta agar kenaikan BBM hanya sebesar Rp500/liter. “Pemerintah dapat menaikan BBM Bersubsidi dengan angka kenaikan yang minimal dalam tenggat waktu tertentu untuk kemudian dikombinasikan dengan kebijakan BBM Bersubsidi dua harga. BBM Bersubsidi naik sementara Rp500, sampai kemudian infrastruktur pengaturan yang sebelumnya tertunda dapat diselesaikan.” Kata Hakim.


Dengan skema ini, jumlah tambahan beban subsidi yang dibutuhkan sekitar Rp 19,05 triliun. Maka tambahan kenaikan defisit hanya 0,22% sehingga defisit dalam RAPBNP 2012 menjadi 2,45%. Tambahan beban subisidi tersebut dapat ditutup dengan penghematan dari penetapan subsidi listrik sebesar Rp29 triliun yang telah diputuskan oleh Menteri ESDM dan Komisi VII, Kamis, 15 Maret 2012, mempertahankan penerimaan pajak tetap seperti target dalam APBN 2012 dan optimalisasi PNBP serta pemanfaatan SAL.

sumber:fraksi PKS DPR RI

Friday, March 23, 2012 | Posted in , , | Read More »

PKS Desak Menkes dan Menteri BUMN Cegah Kenaikan Harga Obat Generik

itoday – Kenaikan harga BBM biasanya akan memicu kenaikan harga bahan pokok lainnya termasuknya harga obat generik esensial yang banyak di gunakan kalangan masyarakat menengah kebawah.

Sebelumnya Meneg BUMN (15/03) berjanji tidak akan menaikkan harga obat generik yang diproduksi oleh BUMN. Namun justru berbanding terbalik dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menetapkan kenaikan harga obat sebesar 6–9 persen (18/3).

“Menteri Kesehatan seharusnya bisa kompak dengan Menteri BUMN untuk mencegah kenaikan Harga Obat Generik, kenapa kebijakannya berbeda satu sama lain?” kata anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Herlini Amran dalam rilis yang diterima itoday, Senin (19/3).

Sebelumnya Dirjen Binafar dan Alkes Kemenkes juga telah berjanji akan mengendalikan harga obat generik jelang kenaikan BBM yang volumenya menguasai 40 persen peredaran obat di masyarakat, “Tapi kenapa justru Kemenkes malah menaikkan harga obat generik?” heran Herlini yang juga anggota Pokja Kesehatan.

Herlini mendesak Kemenkes untuk dapat menjamin bahwa berapa pun penyesuaian harga obat generik kedepan tidak akan membebani pasien Jamkesmas dan Jamkesda. “Karena itu revisi plafon pembiayaan Jamkesmas/Jamkesda harus dijamin akan beropersional di lapangan, dan mampu diterima penyelenggara jaminan kesehatan di semua daerah,” ujarnya.

“Kemenkes harus menjamin harga obat generik dipasaran sesuai dengan HET, dan menertibkan apotek/faskes yang menjual obat generik kepada masyarakat umum di atas HET,” kata anggota DPR asal Kepulauan Riau ini.

Herlini juga meminta Kemenkes untuk serius menyusun strategi pemenuhan obat generik nasional untuk menyongsong BPJS Kesehatan melalui penguatan bahan baku dan kapasitas produksi obat generik, dan pengontrolan penggunaan obat generik di faskes. “Jangan sampai penyesuaian harga obat generik sekarang berimplikasi negatif terhadap skema biaya kesehatan yang dilaksanakan BPJS kelak” ujarnya.

“Setiap keputusan Kemenkes menaikan harga obat generik sesungguhnya bukan solusi cerdas yang pro-rakyat, melainkan reaksi tambal sulam karena ketidakmampuan Pemerintah merealisasikan ketahanan obat nasional,” pungkas Herlini.

Friday, March 23, 2012 | Posted in | Read More »

PKS Minta Satgas Anti Pornografi Turunkan Angka Pergaulan Bebas

Jakarta – Kinerja Pemerintah bidang kesehatan tahun 2011 terkait target Millenium Development Goals (MDGs) 6 tahun 2015 untuk memerangi HIV/AIDS off the track. Satgas Anti Pornografi yang baru dibentuk oleh Presiden SBY walaupun terlambat, diminta menurunkan Angka pergaulan bebas pada remaja sebagai salah satu penyebab tingginya angka HIV/AIDS baru.
“Secara peribadi saya mengapresiasi dibentuknya Satgas Anti Pornografi. Walaupun terlambat, saya berharap Satgas dapat menjadi motor penggerak menurunkan angka pergaulan bebas pada remaja dampak dari pornografi,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI Herlini Amran, Selasa (14/03).

Dari data Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008, dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar diperoleh hasil, 97 persen remaja pernah menonton film porno serta 93,7 persen pernah melakukan ciuman, meraba kemaluan, ataupun melakukan seks oral. Sebanyak 62,7 persen remaja SMP tidak perawan dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi. Perilaku seks bebas pada remaja terjadi di kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin.

“Persentase angka remaja yang pernah menonton filem porno sungguh sangat mengkahawatirkan, diharapkan dengan dibentuknya gugus tugas ini dapat meredam permasalahan moral bangsa yang sudah akut tersebut,” geramnya.

Legislator FPKS ini menyarankan satgas dapat bersinergi juga dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) di lapangan utk memaksimalkan penyiapan remaja pranikah dan memasifkan pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja.

Baru-baru ini saja ada kejadian faktual di Parung Bogor yaitu Kasus video porno yang terbongkar saat polisi menggerebek sebuah kamar di salah satu hotel di Parung, Bogor. Di dalam kamar tersebut ditangkap 4 orang yang terdiri dari 1 perempuan dan 3 laki-laki. “kasus ini hanyalah sebagian kecil dari berbagai permasalahan komplek dari dampak Pornografi, satgas harus cepat tanggap dalam menyelesaikan permasalahan seperti ini,” desaknya.

Pembentukan gugus tugas ini ditandai dengan terbitnya Perpres No 25 Tahun 2012 pada 2 Maret lalu. Perpres tersebut mengacu pada Pasal 42 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi yang mengamanatkan dibentuknya gugus tugas.

Legislator asal Kepuluan Riau ini meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serius memantau kinerja gugus tugas pencegahan dan penanganan pornografi. “Kita sangat berharap pembentukan satgas ini bukan bentuk pencitraan, tapi harus sesuai dengan amanat Undang-undang pornografi 2008,” pungkasnya.

*http://pks.or.id/content/pks-minta-satgas-anti-pornografi-turunkan-angka-pergaulan-bebas

Friday, March 23, 2012 | Posted in | Read More »

Hidayat Nurwahid (HNW) memiliki peluang untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta.

HNW Punya Peluang Menang di Pemilu Kada DKI

JAKARTA--MICOM: Pengamat Politik Islam Universitas Indonesia Yon Mahmudi mengatakan Hidayat Nurwahid (HNW) memiliki peluang untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta.

"Figurnya mampu menandingi Foke (Fauzi Bowo), mengingat dia memiliki popularitas sebagai tokoh nasional sekaligus juga penerimaan di tingkat masyarakat Jakarta," katanya di Jakarta, Selasa (20/3). 

Hal ini dibuktikan saat Hidayat Nurwahid yang mampu menjadi anggota DPR 2004-2009 dari daerah pemilihan DKI Jakarta. 

Menurut Yon, soliditas kader-kader dan simpatisan PKS di Jakarta juga menjadi salah satu sumber utama dalam meraup dukungan penuh. 

PKS juga memiliki kaderisasi masa hingga level RW. Mesin-mesin politik ini akan dipanaskan untuk mendukung HNW dalam Pemilu Kada DKI. 

Ia menambahkan, banyaknya pasangan calon yang maju kali ini dipastikan sulit untuk memenangkan Pemilu Kada DKI dalam satu putaran. 

"Dan ini menjadi salah satu keuntungan bagi PKS, dimana ia memiliki kader yang solid," katanya. 

Ia menambahkan, pada pemilu 2007 saat PKS yang mengusung Adang Daradjatun dikalahkan Foke yang didukung oleh koalisi partai politik menjadi pengalaman berharga. 

"Meski sendirian, PKS waktu itu suaranya tidak terpaut jauh," katanya. 

Sementara itu, dalam pilkada kali ini, setidaknya ada empat kandidat dari partai politik yang akan maju. PKS maju dengan pasangan Hidayat Nurwahid yang menggandeng Ketua DPP PAN Didik J Rachbini. 

Partai Golkar mengajukan Alex Noerdin dan Nono Sampono. Pasangan ini juga mendapatkan dukungan dari PPP dan 22 partai kecil lainnya. 

Partai Demokrat mengajukan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli yang juga didukung oleh Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Amanat Nasional, Partai Damai Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Bulan Bintang, Partai Matahari Bangsa, dan Partai Kasih Demokrasi Indonesia. 

Sedangkan PDIP dan Gerindra maju dengan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. 

Selain itu juga terdapat dua pasangan independen, Faisal Basrie - Biem Benyamin dan Hendardji-Ahmad Riza Patria. (Ant/OL-3) 

Thursday, March 22, 2012 | Posted in , | Read More »

Recently Commented

Recently Added